Jumat, 21 Desember 2012

The Davinci Code : Antara Fakta dan Imajinasi


Saat di Paris, pakar simbologi Harvard, Robert Langdon, menerima telepon tengah malam yang penting. Seorang kurator senior di Museum Louvre terbunuh, dan pesan-pesan rahasia yang mengherankan ditemukan dekat tubuhnya. Ketika Langdon dan seorang kryptolog (pemecah kode) berbakat Prancis, Sophie Neveu, mengupas lapis demi lapis teka-teki aneh itu, mereka terpana menemukan serangkaian petunjuk tersembunyi di balik karya-karya terkenal Leonardo Da Vinci—petunjuk-petunjuk yang tampak agar dilihat semua orang tapi sengaja disamarkan dengan jenius oleh sang pelukis.
Situasi menjadi semakin menegangkan ketika Langdon menemukan sebuah kaitan mengejutkan: mendiang kurator itu terlibat dalam Biarawan Sion—sebuah kelompok persaudaraan rahasia yang nyata, yang beranggotakan antara lain Sir Isaac Newton, Batticelli, Victor Hugo, dan Da Vinci. Langdon curiga bahwa sebenarnya ia terkait dengan sebuah perburuan untuk memecahkan misteri besar. Sebuah misteri yang mencerahkan sekaligus berbahaya yang telah disembunyikan selama berabad-abad.
Langdon dan Sophie menjadi buron internasional. Mereka harus memecahkan labirin teka-teki itu. Jika gagal, rahasia Biarawan—sebuah kebenaran kuno yang dapat mengguncang dunia—akan hilang selamanya.
***
Itulah sinopsis singkat yang terdapat dalam novel The Davinci Code karya Dan Brown. Secara sederhana The Davinci Code berkisah tentang petualangan Langdon dalam memecahkan misteri pembunuhan Sauniére. Langdon dituduh sebagai pembunuh Sauniére akibat pesan terakhir Sauniére yang menuliskan nama Langdon dalam pesannya. Langdon pun ditangkap dan dijadikan tersangka utama dalam pembunuhan Sauniére. Kemudian kisahnya pun berlanjut dengan kemunculan Sophie yang membantu Langdon melarikan diri. Akibat kematian Sauniére, Langdon terperangkap dalam kasus tersebut dengan hanya satu jalan keluar, yaitu memecahkan pesan terakhir Sauniére dan menemukan pembunuhnya.
Pemecahan misteri pesan terakhir Sauniére, membawa Langdon dan Shopie pada petualangan mencari simbol-simbol yang ditinggalkan Sauniére. Penelusuran teka-teki Sauniére akhirnya membuat terungkapnya identitas asli Sauniére yang ternyata merupakan anggota Biarawan Sion, kemudian fakta tersebut membawa Langdon dan Sophie pada pengungkapan rahasia yang selama ratusan tahun dijaga oleh Biarawan Sion. Rahasia tersebut adalah rahasia tentang (keberadaan) Maria Magdalena yang ternyata adalah istri dari Yesus.
Namun, pencarian Langdon dalam mengungkap teka-teki Sauniére tak semudah yang dibayangkan. Selain harus menghadapi kejaran polisi, Langdon juga harus berhadapan dengan anggota Opus Dei, yaitu sebuah sekte Katolik yang amat taat, yang berusaha mencegah terungkapnya bukti yang dimiliki oleh Biarawan Sion tentang keberadaan Maria Magdalena. Jika identitas Maria Magdalena terbongkar, maka kedudukan Kristen akan terancam.
Novel karya Dan Brown ini merupakan novel populer, yang kemunculannya menimbulkan ‘kegemparan’. Hal ini terjadi karena novel karya Dan Brown ini menghadirkan kisah-kisah yang disertai dengan ‘bukti-bukti’ yang dapat dipercaya, sehingga novel ini dipercayai oleh para pembacanya sebagai fakta.
Beragam respon pun bermunculan terhadap novel The Davinci Code ini. Dimulai dengan tuduhan plagiat terhadap Dan Brown, adanya larangan beredarnya novel ini, hingga tuduhan bahwa The Davinci Code adalah ‘penyerangan paling serius terhadap kekeristenan’, tuduhan tersebut disebabkan oleh Kejadian utama dalam novel ini yaitu tentang suatu teori konspirasi yang mengisahkan bahwa Yesus menikah dengan Magdalena. Setelah kematian Yesus, Maria kabur dengan anak mereka dan menjadi simbol “wanita suci” dari suatu agama pagan kuno. Namun, terlepas apakah hal tersebut benar atau tidak, tetap saja novel The Davinci Code karya Dan Brown ini telah menjadi salah satu novel bestseller international.
Ada hal yang menarik dari novel ini. Pertama, pada hal 7 novel tersebut dicantumkan fakta-fakta, yang menurut saya merupakan ‘penyumbang terbesar’ terhadap kepercayaan para pembaca terhadap kebenaran novel tersebut. Serta, novel ini menggunakan nama-nama terkenal sebagai rangkaian dalam kisahnya, misalnya penggunaan nama Yesus,Magdalena, Leonardo Davinci, Biarawan Sion serta Opus Dei yang merupakan tokoh ataupun kelompok yang diyakini dan dipercayai keberadaannya, memicu para pembacanya untuk mempercayai kisah yang dirangkai dengan nama-nama terkenal tersebut sebab nama-nama yang digunakan dalam kisah tersebut nyata, walaupun bisa saja kisah atau cerita yang terdapat dalam novel tersebut adalah hasil imajinasi pengarangnya.
 

Pelita dalam Kegelapan Malam © 2008. Design By: SkinCorner